Dữ liệu người dùng, đánh giá và đề xuất cho sách
Sách được viết bởi Bởi: Colette Nys-Mazure
Kok buku ini sepi dari review ya...padahal kereennn?
Sách được viết bởi Bởi: Cassandra Clare
So I’ve been dying to read this book for three reasons- 1) the cover is so pretty-full 2) I’ve heard such awesome things about it and 3) the author is super funny cool. I had such high expectations for this book and I’m so glad it didn’t disappoint. This Little Red Riding Hood retelling by Jackson Pearce is edgy, thrilling, fast paced, action packed, and stuffed with romance; wicked fight scenes; and a breathtaking sister relationship. SUMMARY After being attacked by a Fenris, or werewolf, as children, Scarlett and Rosie March grow up to be Fenris hunters. Badly scarred and missing an eye from the first Fenris attack, Scarlett is driven by the hunt, it consumes her. She is determined to kill every single last Fenris, and armed with her trusty hatchet and wrapped in her red cloak she hunts in her small town of Ellison. Rosie dreams of a normal life, filled with more than hunting. But she feels like she owes her sister Scarlett her life, so she stays in Ellison and hunts. The two sisters have, what they believe to be an unbreakable bond. Scarlett’s best friend and hunting partner, Silas, returns home and the three of them temporarily move to Atlanta together to hunt the Fenris that have begun to gather there. Together they must try to figure out just what they Fenris are up to, while trying to save as many girls as they can. Things get complicated when Silas and Rosie start to fall for each other, and the bond between Rosie and Scarlett is tested. CHARACTERS The book is told from both Scarlett and Rosie’s point of views through alternating chapters. I felt like this really gave me the chance to connect with and get to know each sister on an individual level, while the intertwining of both perspectives created both a figurative and literal link between the two sisters. I genuinely liked both sisters and appreciated their realistic development. On the surface Scarlett is hard and confident with an impenetrable guard around her emotions, but within her own mind her insecurities, fears, and doubts are constantly swirling and bubbling. For as strong as she is, she’s also quite fragile. I found her complexities as a character to be simply captivating. Rosie balances Scarlett’s hardness with a natural softness. Rosie is more open about her insecurities, both to herself and to others, and I found this honesty very compelling. There’s a sweetness to Rosie that I found refreshing, yet at the same time I like that she’s just as tough as her sister. As much I like both sisters, there were aspects of their characters that I didn’t like. Scarlett’s hard personality can be a bit overwhelming at times, while Rosie’s willingness to allow Scarlett to boss her around and make her feel guilty is frustrating. Silas adds a much needed sense of humor and lightheartedness to the story. He’s caring, witty, brave, and charming. I like that he feels fiercely protective of the sisters, yet he completely respects their abilities as hunters and never doubts that they can take care of themselves. They are all engaging as a trio, as individual characters, and as pairs (the sisters, Rosie/Silas, and the Scarlett/Silas friendship). THE STORY Pearce’s Sisters Red is a deliciously twisted, dark, and captivating take on the Little Red Riding Hood fairytale. It’s imaginative, smart, bold, romantic, and has a sweetness that is charming, yet as razor sharp as Scarlett’s hatchet. And while it is a retelling of such a famous fairy tale, Sisters Red pops with its own originality. I like that Pearce as taken the clichéd damsel in distress concept that fairy tales are known for and has completely flipped it around. Jackson’s two little red riding hood wearing females are anything but helpless. They are fierce, capable, courageous, Fenris ass kicking girls with steely determination and a tireless perseverance. And did I mention they kick some serious ass?! Cause they do and I really enjoyed reading about it too! The book is fast paced and packs a wicked punch. There’s an electric intensity to this book, especially during the fight scenes. Pearce doesn’t hold anything back during these scenes. These are violent, fight or die moments, so there’s blood, goriness, and swearing. These scenes often left me breathless and wide eyed, especially the last few chapters. The fantasy and action aspects in this book are awesome, but it’s the emotional aspects that really gripped me and have stayed with me. At its core, this book is about the relationship between the sisters; the beautifully heartbreaking, conflicted, tender, codependent relationship between Scarlett and Rosie. Pearce develops and explores this relationship with such care and sensitivity that the feelings between the two sisters are palpable and piercing. Their struggles to keep their deep bond intact while at the same time their need to figure out who they are as individuals was compelling to witness and breathtakingly crafted. ROMANCE The romance between Rosie and Silas is a lot of fun to watch unfold. It progresses quite naturally and never feels forced or contrived. There are scenes where the chemistry between the two sizzles off the page, while other scenes are very sweet. I really enjoyed watching this romance develop and never felt like there was too much or too little of it. MY FINAL THOUGHTS: This book as it all- kick butt heroines, heart-pounding action, a sweet romance, and a creative premise. I found myself captivated by the world and characters Pearce creates in this book and mesmerized by her smart, engaging, well crafted writing. This is an awesome book that is definitely worth a read! Read the complete and original review (and many more) at Word Spelunking
Sách được viết bởi Bởi: Đặng Việt Thủy
Old Shatterhand dan Winnetou adalah superhero di dunia wild west Amerika di abad ke 19. Walau telah berusia ratusan tahun sejak pertama kali muncul, tokoh fiksi ciptakan maestro kisah petualangan Karl May ini tampaknya tetap akan abadi dan terus hidup di hati para penggemarnya dari generasi ke generasi. Buku-bukunya dengan beragam versi terus dicetak dalam berbagai bahasa dunia. Demikian juga di Indonesia, kisah Old Shatterhand / Kara Ben Nemsi & Winneotu yang pernah populer dan menjadi bacaan para pejuang kemerdekaan kita (Hatta, Hario Kecik, Syahrir ) kini secara kontinyu diterbitkan ulang oleh Paguyuban Karl May Indonesia (PKMI) dan Pustaka Primatama (Puspri). Kali ini setelah menerbitkan seri Winneotu (Win I-IV, Anak Pemburu Beruang, Hantu di Llano Estecado) dan seri Kara Ben Nemsi (I-III), PKMI kini menerbitkan sebuah lagi serial Winnetou yang berjudul Old Surehand 1 : Oase di Llano Estacado. Dalam petualangannya kali ini, Old Shatterhand dikisahkan mendapat pesan tertulis dari Winnetou yang sedang dalam perjalanan untuk menyelamatkan seorang westman, ‘Blody Fox’ yang hendak diserang oleh suku Indian Comanche. Selagi hendak menyusul Winnteou ia bertemu dengan Fred Cutter alias Old Wable, koboi tua yang juga dikenal dengan “King of Cowboys”. Dari penuturan Old Wable diketahui bahwa Old Surehand, seorang westman yang terkenal karena kemahirannya dalam menembak sasaran. telah tertangkap oleh sekelompok Indian Comanche. Akhirnya Old Shatterhand, Old Wabble dan beberapa temannya menyusun strategi untuk menyelamatkan Old Surehand. Setelah Old Surehand berhasil diselamatkan, mereka bersama-sama menyusul Winnetou menuju tempat persembunyian Blody Fox di sebuah oase di Llano Estacado. Bukan perjalanan yang mudah karena mereka harus menaklukkan ganasnya gurun pasir Llano Estacado yang karena selain luas dan sulitnya memperoleh air, Llano Estacado juga dikuasai oleh para penyamun yang sering menyesatkan orang-orang yang lewat dengan mengubah tonggak2 penunjuk arah. Para penyamun yang dikenal dengan istilah ‘Stakeman’ itu kerap menjarah harta benda sang korban dan tak segan membunuh korbannya atau meninggalkan korbannya hingga mati kehausan. Dari berbagai penyelidikan yang dilakukan Old Shatterhand, diketahui bahwa selain hendak menyerang Bloddy Fox, orang-orang Coamnche juga berencana menyerang sekelompok pasukan kaveleri dengan cara membuat mereka tersesat di padang tandus Llano Estecado lalu mengepungnya ketika pasukan tersebut sedang tersesat dan kehausan. Begitu mengetahui rencana tersebut, Old Shattehand menyusun strategi jitu. Tanpa disadari oleh orang-orang Comanche, Old Shatterhand dan kawan-kawannya berusaha memutarbalikkan keadaan, mereka berencana membuat orang-orang Comanche itulah yang akan masuk perangkap dengan membawa mereka memasuki padang kaktus yang luas. Dan disitulah Old Shatterhand dan kawan-kawannya berserta pasukan Apache pimpinan Winneotu akan berhadapan langsung dengan suku Comanche. Seperti biasa Karl May meramu kisah petualangan Old Shatterhand dan Winnetou dengan sangat menarik. Namun jangan menduga buku ini akan dipenuhi adegan-adegan pertempuran layaknya kisah dalam film-film koboy Hollywood. Old Shatterhand & Winnetou yang cinta damai selalu lebih mengutamakan perundingan dengan musuh-musuhnya dibanding harus angkat senjata dan menimbulkan banyak korban yang tidak perlu. Jadi yang menarik dalam buku ini bukanlah serunya pertempuran berdarah-darah antara kulit putih dan suku Indian melainkan bagaimana pembaca diajak memahami berbagai strategi cerdas Old Shatterhand & Winnetou dalam mengalahkan musuh tanpa perlu mengeluarkan satu pelurupun. Selain menyuguhkan kisah petualangan yang menarik buku ini juga menyelipkan dialog-dialog bertema kemanusiaan dan spiritual sehingga bisa dikatakan buku ini merupakan kisah petualangan dengan nilai moral dan religiuitas yang tinggi. Bertemunya Old shatterhand dengan Old Wabble yang ceroboh, atheis, dan rasis dalam sebuah misi yang sama tentunya membuat perjalanan mereka sarat dengan konflik. Karl May tampaknya sengaja menyandingkan Old Shatterhand dengan Old Wabble agar ia bisa menghadirkan sebuah dialog yang bertema kemusiaan, rasialisme dan religi. Misalnya ketika Old Wable yang atheis menantang Shatterhand untuk membuktikan keberadaan Tuhan, maka Shatterhand berujar, “Sebagaimana yang tertulis di Alkitab, sulit bagi Anda untuk tetap berpegang teguh kepada keyakinan Anda. Saya yakin pada suatu saat Tuhan akan menunjukkan sebuah bukti nyata kepada Anda. Bukti itu lebih kuat daripada keyakinan Anda sehingga membuat Anda putus asa. Satu-satunya yang dapat menolong Anda adalah doa. Semoga Tuhan memberkati dan mengasihi Anda, meskipun Anda tidak percaya dan berdoa kepada-Nya.” (hal 319) Tampaknya usaha Karl May untuk menyelipkan dialog-dialog religi dan kemanusiaan bukan hanya sekedar tempelan belaka, hal ini terbukti untuk episode dialognya dengan Old Wable dalam masalah keTuhanan saja dibutuhkan 14 halaman penuh! Dalam buku ini Karl May juga menyinggung masalah rasialisme. Di masa itu kedudukan orang kulit hitam menempati strata terbawah, lebih rendah dari orang-orang berkulit merah (Indian). Dikisahkan Bob, seorang negro yang merupakan sahabat Blody Fox tertangkap oleh suku Comanche. Tanpa pandang bulu Shatterhand berniat membebaskan Bob, suatu hal yang dianggap aneh dan ditentang oleh Old Wable. Dengan nada penuh ejekan Old Wable mengatakan bahwa : “Seorang nigger adalah mahluk rendah sehinga tidak ada gunanya membicarakan mereka.” “ Orang kulit berwarna sama sekali bukan manusia sejati, kalau tidak Tuhan akan menciptakannya sebagai kulitputih!” (hal 190) Dan, apa kata Old Shatterhand untuk menyangkal pandangan Old Wabble ? “Sebaliknya dengan hak yang sama besarnya, seorang negro dapat juga mengatakan demikian: orang kulit putih sama sekali bukan manusia sejati, kalau tidak Tuhan akan menciptakannya sebagai kulit hitam. Saya pernah berkeliling dunia dan bertemu dengan orang-orang kulit hitam, coklat, merah, dan kuning. Setidaknya mereka sama baiknya seperti orang kulit putih” (hal 190) “Semua manusia adalah ciptaan dan anak-anak Tuhan dan jika Anda menganggap bahwa Ia telah menciptakan Anda dari zat-zat yan paling bagus dan Anda adalah mahluk kesayangannya maka pemikiran Anda itu keliru dan sama sekali tidak dapat diterima.” (hal 191) Masih banyak hal menarik yang akan kita temui dalam buku ini. Tokoh Old Surehand dengan masa lalu yang misterius membuat pembaca penasaran akan siapa sebenarnya Old Surehand ini. Dengan mahir Karl May membuka sedikit demi sedikit identitas Old Surehand. Kemunculan Apanatskha seorang Indian Comanche yang memiliki fisik yang mirip dengan Old Surehand, dan pertemuan Old Shatterhand dengan ibu Apatskha yang memberinya beberapa petunjuk terselubung membuat pembaca bertanya-tanya apakah mereka mungkin bersaudara ? Di penghujung kisah Old Surehand 1 ini Karl May masih menyisakan kejutan bagi pembacanya, senapan lagendaris (Senapan Henry, senapan pemburu beruang, dan senapan perak) milik Shaterhand dan Winnetou ini hilang entah kemana. Bagaimana mungkin? Apakah Shaterhand dan Winnetou akan berhasil mendapatkan senapannya kembali? Ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab ketika kisah Old Surehand 1 harus berakhir, namun jangan khawatir karena kisahnya masih berlanjut di buku keduanya yang berjudul Old Surehand II : Di Jeferson City, dan Old Surehand III : Di Gunung Setan yang kedua-duanya masih dalam proses terjemahan. (OS II sudah selesai diterjemahkan, tinggal finishing, OS III sudah diterjemahkan sebagian). Tentunya akan sangat menarik kalau kita bisa menuntaskan membaca trilogi Old Surehand ini dalam waktu yang tidak terlalu lama semenjak diterbitkannya buku ini. Kisah perualangan yang bercampur dengan tema kemanusiaan dan religi ini membuat seri ini banyak mendapat pujian dan bahkan bisa dikatakan merupakan salah satu masterpiece dari Karl May. Memang sosok tokoh-tokoh baik (Shatterhand, Winnetou, Old Surehand) dalam karya ini bisa dikatakan sangat ideal, sulit rasanya menemukan sosok seideal dan sebaik mereka dalam dunia nyata. Namun disinilah kelebihannya, bukankah di tengah dunia yang serba abu-abu ini kita masih memerlukan patron ideal seperti Old Shatterhand dan Winnetou ? Saya telah berbicara. Howgh! Sejarah Penerbitan Old Surehand I ditulis oleh Karl May setahun setelah diterbitkannya Winneotu I (1893). Seperti sebagaian besar karya-karya Karl May, Old Surehand I ditulis dalam bentuk cerita bersambung di media sejak September 1894, dan langsung dijadikan buku begitu serialnya berakhir. Tanpa direncanakan sebelumnya akhirnya kisahnya terus menyambung hingga menjadi 3 seri. Old Surehand sendiri sebenarnya merupakan kisah sambungan dari Hantu Llano Estecado (1890) walau dalam jilid pertamanya ini Karl May lebih banyak berbicara tentang tokoh lain seperti Old Wabble yang ditafsirkan orang sebagai representasi masa lalu si pengarang yang gelap. Untuk pertama kalinya juga Karl May menyampaikan pandangan-pandangan tentang religiutas yang kentara. Hal ini tak ditemui dalam karya-karya Karl May yang lain Old Surehand I pernah diterbitkan oleh penerbit Pradnya Paramita pada tahun 60-an dengan judul Llano Etecado. Saat itu penerbit menerjemahkan buku ini dari versi Belanda yang merupakan versi ringkasan dari buku aslinya yang dilakukan oleh Editor Belanda. Mungkin karena versi ringkasannya itu ditujukan untuk pembaca remaja maka buku ini mengalami banyak penyunatan sehingga misi penulisnya tentang persahabatan, kemanusiaan, dan keTuhanan tak tersampaikan dan hanya menyisakan kisah petualangannya saja. Kini, hampir 40 tahun kemudian buku ini diterbitkan kembali langsung dari versi aslinya yang berbahasa Jerman. Karenanya orisinalitas dan esensi kepenulisan Karl May seperti yang telah disinggung diatas tetap terjaga. Berbeda dengan penerbitan-penerbitan terdahulu, kali ini buku Old Surehand 1 dicetak berdasarkan sistem Print on Demand (PoD) yang dapat dipesan di situs www.tokowinneotu.com karenanya jangan heran jika buku ini tak terdapat di toko-toko buku. Bagi yang berminat tinggal melakukan pembelian secara onlen dan penerbit akan mencetak dan mengirimkannya langsung ke rumah-rumah pembelinya. Sistem ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya. Bagi mereka yang tidak memiliki akses internet tentu saja akan mengalami kesulitan untuk mengetahui dan memperoleh buku ini. Karenanya diperlukan usaha keras bagi penerbit dan para pegiat komunitas PKMI untuk menginformasikan kehadiran buku ini pada masyarakat luas agar misi perdamaian, kemanusiaan, dan religiutas yang tersirat dalam buku ini bisa tersampaikan ke seluruh lapisan masyarakat Indoensia.
Sách được viết bởi Bởi:
Nightmare Before Xmas On one fateful night, when children are supposed to be asleep and anxiously waiting for Santa Clause to come down the chimney bringing presents for them, and parents are up putting all the toys together, one family's life is about to be shook to the core. Ten-year-old Tamira Stevens absolutely loved Christmas but would soon dread the day after the nightmare that ensues on that fateful Christmas Eve, losing everything in a blink of an eye. After witnessing the horrible death of both her parents, she is caught between a custody battle that leaves her even more messed up mentally than could have ever been expected. This is the story of what tragedy does to a child and what impact one's surrounding can play on their future. MERRY F$$KIN XMAS by Leondrei Prince was two stories in one. I read this book in a day and a half, if that tells you how good it was. Although this was my first read by Mr. Prince I will definitely be reading more by this author. His writing style is so smooth that it was easy to get caught up in the story. This book definitely had 5-star potential but what brought it down to a 3.5 stars for me was the ending. I felt the ending could have come sooner in the story. Reviewed by: LeonaR
Sách được viết bởi Bởi: Đơn Anh Kỳ
"Yossarian would live forever or die trying." "The bombardier! The bombardier!" "I'm the bombardier and I'm all right!" "Where are the Snowdens of yesteryear?" Nately's whore's kid sister! This is one of my all-time favorite books. I've reread it many times since that first reading my senior year of high school.
Sách được viết bởi Bởi: Nhiều tác giả
Pasable, ciencia ficcion rara.
Sách được viết bởi Bởi: Nguyễn Trí
Just read this for a second time (5 years later). It was just as sweet and wonderful as I remembered. Well written delightful characters. Now I want to go spend my summer on Guernsey.
Sách được viết bởi Bởi: Hồ Biểu Chánh
My very favorite book on music...if that's what this is actually about. Cage possessed a phenomenally witty, quirky, and insightful mind, especially when it came to art, music, and philosophy. I must confess, I love his ideas notably more than his acutal music.
Sách được viết bởi Bởi: Nhóm bút Lovedia
I'm not normally a fantasy book lover, but how could you not like Harry Potter? I'm glad I took a friend's advice and read this series...it is a classic. I'm reading this 6th book for the second time before the 7th book comes out in July....I can't wait!
Sách được viết bởi Bởi: Bill
Inspiring but so sad that the entire 1961 US Worlds team was wiped out in one horrific plane crash.
Người dùng coi những cuốn sách này là thú vị nhất trong năm 2017-2018, ban biên tập của cổng thông tin "Thư viện Sách hướng dẫn" khuyến cáo rằng tất cả các độc giả sẽ làm quen với văn học này.