Salvatore Verazzo từ San Juan Del Rio, Oax., Mexico

designdictatorship

12/22/2024

Dữ liệu người dùng, đánh giá và đề xuất cho sách

Salvatore Verazzo Sách lại (10)

2019-02-12 12:30

100 Cách Sống Hạnh Phúc (Dự kiến phát hành 15/4/2016) Thư viện Sách hướng dẫn

Sách được viết bởi Bởi: Timothy J. Sharp

Kehilangan berarti kesedihan tiada tara, derai air mata adalah buktinya. Namun, bagaimana jika kehilangan menjadi sebuah pembelajaran kehidupan. Akankah kesengsaraan itu sirna? Rahasia Embusan Angin – Belle Prater’s Boy Embusan angin di waktu fajar akan menceritakan rahasia kepadamu Janganlah tidur kembali. Mintalah apa yang sungguh-sungguh kau inginkan. Janganlah tidurlah kembali. Orang-orang pergi dan kembali melalui ambang pintu Tempat dua dunia bersinggungan Pintu itu terbuka lebar, Janganlah tidur kembali - Jalaludin Rumi, abad ke 13 Puisi di atas adalah karya Rumi yang membuat saya terkesan hingga sekarang. Tapi yang membuat saya lebih terkesan adalah ketika puisi ini menjadi bagian dari sebuah novel berjudul Rahasia Embusan Angin. Singkat cerita : Seorang perempuan yang sangat piawai bermain piano selalu iri dan ingin seperti kakaknya yang rupawan. Dia tidak pernah melihat bahwa kakaknya sama sekali tidak bisa bermain piano. Yang ada dalam benaknya adalah menjadi secantik kakaknya. Pergi ke sebuah tempat dimana dia berubah menjadi secantik bidadari. Pergi jauh meninggalkan keluarganya untuk sebuah impian. Pergi jauh meninggalkan anaknya untuk sebuah keinginan. Pergi jauh dan tak akan kembali. Seorang laki-laki yang gagah dan tampan memiliki istri yang paling cantik di kota. Laki-laki gagah yang sayangnya tidak memiliki hati segagah tubuhnya. Sebuah kecelakaan yang membakar wajahnya telah membuat dia mengurung diri di rumah. Tak ada yang diinginkannya selain wajahnya pulih seperti semula. Ketampanan adalah segalanya baginya. Kepedihan akibat berkurangnya ketampanan telah menghancurkan dirinya. Tidak pernah dipikirkannya bahwa dia memiliki istri yang paling cantik dan juga anak yang mau menerima dirinya. Ketampanan adalah satu-satunya impiannya. Lelaki itu tidak sanggup menghadapi kepedihan. ^_^ Sekitar pukul lima pada Minggu pagi yang hangat Bibi Belle meninggalkan tempat tidurnya dan menghilang dari muka bumi. Semua orang di Coal Station, Virginia memiliki teori tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Bibi Belle. Kesempatan untuk mengetahui kisah yang sebenarnya datang bagi Gypsy ketika saudara sepupunya Woodrow -- yang juga anak tunggal Bibi Belle -- pindah ke rumah kakek yang terletak di samping rumah Gypsy. Woodrow sengaja diajak pindah oleh kakek dan neneknya setelah melihat sepeninggal Belle, ayah Woodrow sering mabuk. Sebuah lingkungan yang tidak baik buat perkembangan seorang anak. Satu hal yang sangat mengherankan Gypsy adalah Woodrow tidak gelisah karena kehilangan ibunya. Anak itu tenang-tenang saja seolah-olah tahu bahwa Ibunya baik-baik saja. Padahal Gypsy sendiri tidak bisa melupakan kematian ayahnya – yang membuatnya kini hidup dengan seorang ayah tiri. Seorang ayah tiri yang baik namun belum bisa diterima Gypsy sebagai ayah barunya. Gypsy adalah seorang anak perempuan menawan dengan rambut panjang keemasan. Satu hal yang sangat menjengkelkan bagi anak periang itu adalah rambut panjang-nya mengharuskannya dirinya merawat dengan hati-hati dan rumit. Dua kali seminggu dia harus mencuci rambutnya dan akan memakan waktu lama untuk mengeringkannya. Ibunya selalu menolak untuk memotong rambut, karena menurut si Ibu, membiarkan rambut Gypsy panjang dan menawan adalah pesan mendiang ayah Gypsy. Namun anak itu menganggap dirinya seperti tenggelam dalam bayang-bayang rambutnya yang selalu dikagumi orang-orang di sekitarnya. Woodrow adalah seorang anak-laki-laki dengan baju kedodoran dan topi kebesaran. Mata Woodrow yang mengalami kelainan kadang menjadi bahan ejekan. Namun Woodrow adalah seorang anak yang positif dan pandai bercerita. Kehilangan Ibunya juga bukan merupakan hal yang terlalu buruk bagi dirinya. Bagian buruknya justru dari pertanyaan-pertanyaan dari orang-orang yang ingin tahu kisah tentang kepergian Ibunya. Woodrow juga cukup tabah menerima keberadaan dirinya yang tidak semenawan Gypsy. Kedua saudara sepupu itu berteman baik, dan bersama menjalani kehidupan sekolah & keseharian di kota kecil dekat area pertambangan batubara. Woodrow gemar menceritakan satu puisi favorit ibunya. Puisi Jalalaudin Rumi ini ditafsirkan sebagai penggambaran peralihan antara dua tempat. Antara masa kanak-kanak dan dewasa. Antara musim panas dan musim dingin. Antara pergantian hari. Juga saat jernih antara tidur dan terjaga. Menurut Woodrow Ibunya tergila-gila dan ingin pergi ke tempat peralihan tersebut. Sebenarnya Ibu Woodrow yang ingin secantik kakaknya – yaitu Ibu Gypsy – ingin pergi ke tempat dimana keinginannya akan terkabul. Sebuah tempat yang menjanjikan Bibi Belle mendapatkan sesuatu yang benar-benar dia inginkan – yaitu kecantikan—bila dia memintanya. Perlahan-lahan Gypsy berhasil mengorek keterangan tentang kepergian Bibi Belle dari Woodrow. Anak itu banyak bercerita tentang Ibunya, juga tentang keinginan Ibunya untuk menjajaki operasi mata Woodrow. Satu-demi satu kartu terbuka. Kebenaran tentang perseteruan Ibu Gyspy dengan adiknya, yaitu Bibi Belle mulai terkuak. Gypsy mendapati kenyataan bahwa Ayahnya adalah bekas pacar Bibi Belle yang kemudian beralih menjadi suami Ibunya –- karena kecantikan si kakak telah memikatnya. Sebuah kenyataan pahit yang membuat Bibi Belle pergi meninggalkan rumah dan kawin dengan laki-laki pertama yang mau menerima dirinya. Jadilah Bibi Belle kawin dengan seorang laki-laki pekerja tambang yang kemudian melahirkan Woodrow. Cerita mencapai puncaknya ketika misteri kematian ayah Gypsy terkuak. Sebuah kenyataan pahit yang bertahun-tahun tak pernah dapat diterima oleh Gypsy dan juga orang-orang sekitarnya menghindari untuk membicarakan hal itu pada Gypsy. Kabur dari kenyataan pedih yang justru kemudian muncul dalam bentuk mimpi-mimpi buruk yang sering dialami Gypsy. ^_^ Pada akhirnya kedua anak itu berani menghadapi kenyataan. Bibi Belle telah sengaja meninggalkan Woodrow, seperti halnya ayah Gypsy pergi meninggalkan gadis itu. Kepergian mereka bukan karena mereka tidak mencintai anak-anaknya. Tetapi karena mereka tidak tahan menderita. Tidak cukup tabah untuk menghadapi kepedihan. Derita mereka lebih besar daripada cinta mereka.

Người đọc Salvatore Verazzo từ San Juan Del Rio, Oax., Mexico

Người dùng coi những cuốn sách này là thú vị nhất trong năm 2017-2018, ban biên tập của cổng thông tin "Thư viện Sách hướng dẫn" khuyến cáo rằng tất cả các độc giả sẽ làm quen với văn học này.