Melissa Willes từ Rottenegg, Austria

melissawilles

11/05/2024

Dữ liệu người dùng, đánh giá và đề xuất cho sách

Melissa Willes Sách lại (10)

2019-06-22 07:30

Đàn Gà Trong Sân - 100 Bài Hát Dành Cho Mẫu Giáo, Nhi Đồng Nói Về Thế Giới Loài Vật Thư viện Sách hướng dẫn

Sách được viết bởi Bởi:

Apakah seorang harus menjadi kaya atau memiliki banyak keunggulan untuk bisa bahagia ? Jawabannya, TIDAK. Itulah yang dihidupi oleh Nenek Osano, Nenek Hebat dari Saga yang hidup di tengah kemiskinan milik, namun dengan kekayaan hati. Ia tak pernah malu dengan kemiskinannya, tak pernah menunjukkan kekhawatirannya akan hari esok, pada cucunya yang tinggal bersamanya karena keinginan putrinya memberi kehidupan yang lebih baik untuk putranya dengan menitipkannya pada sang nenek. Akihiro Tokunaga yang kemudian dalam perjalanan hidupnya lebih dikenal sebagai Yoshichi Shimada, seorang entertainer Jepang, mengalami masa kecil yang tak menyenangkan. Bom di Hiroshima yang bagi Indonesia membuka peluang untuk kemerdekaan, ternyata membawa bencana bagi tidak sedikit warga Jepang, bukan hanya yang tinggal di Hiroshima ataupun Nagasaki. Ironis, bencana bagi warga suatu negara bisa jadi merupakan peluang bagi warga negara lain. Masa kecil yang berat itu digambarkan dengan gamblang oleh Akihiro, namun anehnya aku tak merasakan kegetiran di sini. Tak lain itu semua berkat peran seorang nenek yang mampu memaknai setiap detik hidupnya dengan syukur. Walau hampir tak pernah menyentuh kata cukup, namun ia mencukupkan hidupnya dan cucunya, dengan berbagai prinsip hidup yang diutarakan dengan gaya jenaka oleh Akihiro. Tak jarang aku tergelitik, pun tersenyum salut pada sang nenek, yang selalu bisa memandang dengan positif meski di tengah ketidakpastian. Bagaimana jika kau menggantungkan apa yang akan menjadi lauk paukmu di suatu hari, dengan menantikan aliran sayuran yang lewat di ‘supermarket berjalan’ di depan rumahmu ? Kau tak akan bisa menentukan menu sebelum ‘berbelanja’, namun menyesuaikannya dengan apa yang ada di depan matamu. Bagaimana rasanya berjalan dengan magnet besar yang diikatkan pada tali yang terhubung ke pinggangmu, sehingga kau dapat membawa logam-logam yang ada di sepanjang jalan yang kau lalui, agar bisa dijual di kemudian hari ? Ya, kau memulung, namun dengan cara cerdas. Tak khusus memulung, namun melakukannya sembari jalan, kalau dapat maka kau kumpulkan, kalau tidak ya tak ada ruginya. Bagaimana rasanya memiliki crayon 24 warna dengan uang hasil penjualan barang yang tak kausangka, sementara teman-temanmu hanya memiliki crayon 12 warna, dan sehari-harinya kau terbiasa meminta goresan demi goresan crayon dari mereka ? Ohh, pastilah sangat mencerahkan hatimu.. Aku belum pernah merasakan ini, karena crayon yang kumiliki selalu 12 warna, dan aku begitu mendambakan rasa hati Akihiro saat itu. Bagaimana rasanya memiliki sepatu olahraga bermutu tinggi seharga 10.000 yen (sekitar 800.000 rupiah kini), padahal yang kau butuhkan untuk membelinya hanya kurang dari seperempatnya ? Bukan selisih nilai ini ternyata yang menjadi perhatian Akihiro, namun kebanggaannya memiliki sesuatu yang didambakan, yang ternyata sudah dirancangkan oleh sang nenek dengan menabung. Sang nenek memberikan yang terbaik yang bisa dia berikan untuk cucunya, meski itu mungkin menguras simpanannya. Bagaimana rasanya guru-gurumu memberimu makan siang dengan lauk istimewa dengan berdusta bahwa mereka sakit perut, hanya karena mereka ingin mentraktirmu usai festival lari yang kau juarai, tanpa membuatmu menjadi menyedihkan ? Nenek Osano mengatakan bahwa kebaikan sejati adalah kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang yang menerima kebaikan. Sama dengan sebuah ajaran yang kukenal sejak kecil saat aku belum mampu memahaminya, hingga aku mulai bisa mengertinya suatu ketika. “Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu”. Bagaimana rasanya seorang nenek menerimamu apa adanya, walau kau tak pandai dalam ujian atau pelajaran yang lain, namun unggul ‘hanya’ dalam olahraga ? Tak ada yang memarahimu atau menuntutmu untuk mencapai ranking tertentu setiap penerimaan rapor, alih-alih ia berkata dengan bijak, “Hidup itu gabungan berbagai kekuatan.” Aku tak bisa melupakan bagian ini, bagian yang membuatku geli sekaligus terketuk: “Nenek, aku sama sekali tidak bisa bahasa inggris.” “Kalau begitu, kautulis saja ‘Saya orang Jepang’” “Aku juga tidak suka huruf Kanji …” “Tulis saja, ‘Aku hidup dengan Hiragana dan Katagana.” “Aku juga benci sejarah …” “Sejarah juga ? Tulis ‘Saya tidak menyukai masa lalu’!” Benar apa yang diungkapkan oleh Akihiro kemudian. Kebahagiaan itu bukanlah sesuatu yang ditentukan oleh uang. Kebahagiaan itu adalah sesuatu yang ditentukan oleh diri kita sendiri, oleh hati kita. Aku jadi teringat dengan obrolan bersama seseorang, ketika kutanya apa yang dia cari atau yang ingin dia capai dalam hidupnya. Dia bertanya retoris, “Bukankah semua orang ingin hidup bahagia ?” Kembali ku bertanya, “Kebahagiaan seperti apa yang kaucari ?” Dia menjawab dengan tersenyum. “Seperti sekarang ini juga bahagia, kan ?” Aku tersenyum pula, dan hatiku pun berkata, aku juga bahagia.. Lima bintang untuk memoar hidup yang diceritakan dengan kata-kata yang sederhana, namun mewakili kekayaan makna di baliknya. Lebih banyak bintang lagi untuk Nenek Osano.. Buku ini tipis, bahkan mampu dibaca hanya dengan 3 atau 4 jam, namun takarannya pas. Rasanya seperti minum secangkir kopi dengan krimmer yang pas, tak terlalu manis, tak terlalu pahit, tak terlalu eneg pula. Nikmat, dan membangkitkanmu lewat syaraf-syaraf dan detak jantung yang merasai efek kafeinnya. Atau, kalau kau tak suka kopi, bayangkan meminum secangkir teh hangat favoritmu dengan aroma yang menenangkan dan rasa yang membekas di lidahmu tiap kau mencecapnya, dan merasakan aliran teh yang kau kulum itu melewati kerongkonganmu, lalu menghangatkan lambungmu. Bukan hanya Akihiro yang beruntung memiliki seorang nenek yang begitu kaya hatinya, beruntung pula diriku yang membaca bagian dari kisah hidupnya. Aku tak menyesal membelinya, dan secara sukarela tanpa himbauan, aku pun merekomendasikannya pada teman-teman. -nat- 31082011

Người đọc Melissa Willes từ Rottenegg, Austria

Người dùng coi những cuốn sách này là thú vị nhất trong năm 2017-2018, ban biên tập của cổng thông tin "Thư viện Sách hướng dẫn" khuyến cáo rằng tất cả các độc giả sẽ làm quen với văn học này.