Dữ liệu người dùng, đánh giá và đề xuất cho sách
Sách được viết bởi Bởi: Thẩm Trúc Nhưng (Đời Thanh)
Even though wizards and the like are not really my thing, I have to admit that I enjoyed this book. I have avoided these because the hype just became too much for me, but I can see now why these have really gathered a following.
Sách được viết bởi Bởi:
Anytime someone I know is having their first baby, I tell them they have to buy this book! I've even told complete strangers that they need it!
Sách được viết bởi Bởi: Nguyễn Hữu Thái
I really liked this book when I was growing up. It is a good lesson on appreciating what you have and not taking advantage of it. This is also just a neat fantasy story for young kids!
Apakah seorang harus menjadi kaya atau memiliki banyak keunggulan untuk bisa bahagia ? Jawabannya, TIDAK. Itulah yang dihidupi oleh Nenek Osano, Nenek Hebat dari Saga yang hidup di tengah kemiskinan milik, namun dengan kekayaan hati. Ia tak pernah malu dengan kemiskinannya, tak pernah menunjukkan kekhawatirannya akan hari esok, pada cucunya yang tinggal bersamanya karena keinginan putrinya memberi kehidupan yang lebih baik untuk putranya dengan menitipkannya pada sang nenek. Akihiro Tokunaga yang kemudian dalam perjalanan hidupnya lebih dikenal sebagai Yoshichi Shimada, seorang entertainer Jepang, mengalami masa kecil yang tak menyenangkan. Bom di Hiroshima yang bagi Indonesia membuka peluang untuk kemerdekaan, ternyata membawa bencana bagi tidak sedikit warga Jepang, bukan hanya yang tinggal di Hiroshima ataupun Nagasaki. Ironis, bencana bagi warga suatu negara bisa jadi merupakan peluang bagi warga negara lain. Masa kecil yang berat itu digambarkan dengan gamblang oleh Akihiro, namun anehnya aku tak merasakan kegetiran di sini. Tak lain itu semua berkat peran seorang nenek yang mampu memaknai setiap detik hidupnya dengan syukur. Walau hampir tak pernah menyentuh kata cukup, namun ia mencukupkan hidupnya dan cucunya, dengan berbagai prinsip hidup yang diutarakan dengan gaya jenaka oleh Akihiro. Tak jarang aku tergelitik, pun tersenyum salut pada sang nenek, yang selalu bisa memandang dengan positif meski di tengah ketidakpastian. Bagaimana jika kau menggantungkan apa yang akan menjadi lauk paukmu di suatu hari, dengan menantikan aliran sayuran yang lewat di ‘supermarket berjalan’ di depan rumahmu ? Kau tak akan bisa menentukan menu sebelum ‘berbelanja’, namun menyesuaikannya dengan apa yang ada di depan matamu. Bagaimana rasanya berjalan dengan magnet besar yang diikatkan pada tali yang terhubung ke pinggangmu, sehingga kau dapat membawa logam-logam yang ada di sepanjang jalan yang kau lalui, agar bisa dijual di kemudian hari ? Ya, kau memulung, namun dengan cara cerdas. Tak khusus memulung, namun melakukannya sembari jalan, kalau dapat maka kau kumpulkan, kalau tidak ya tak ada ruginya. Bagaimana rasanya memiliki crayon 24 warna dengan uang hasil penjualan barang yang tak kausangka, sementara teman-temanmu hanya memiliki crayon 12 warna, dan sehari-harinya kau terbiasa meminta goresan demi goresan crayon dari mereka ? Ohh, pastilah sangat mencerahkan hatimu.. Aku belum pernah merasakan ini, karena crayon yang kumiliki selalu 12 warna, dan aku begitu mendambakan rasa hati Akihiro saat itu. Bagaimana rasanya memiliki sepatu olahraga bermutu tinggi seharga 10.000 yen (sekitar 800.000 rupiah kini), padahal yang kau butuhkan untuk membelinya hanya kurang dari seperempatnya ? Bukan selisih nilai ini ternyata yang menjadi perhatian Akihiro, namun kebanggaannya memiliki sesuatu yang didambakan, yang ternyata sudah dirancangkan oleh sang nenek dengan menabung. Sang nenek memberikan yang terbaik yang bisa dia berikan untuk cucunya, meski itu mungkin menguras simpanannya. Bagaimana rasanya guru-gurumu memberimu makan siang dengan lauk istimewa dengan berdusta bahwa mereka sakit perut, hanya karena mereka ingin mentraktirmu usai festival lari yang kau juarai, tanpa membuatmu menjadi menyedihkan ? Nenek Osano mengatakan bahwa kebaikan sejati adalah kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang yang menerima kebaikan. Sama dengan sebuah ajaran yang kukenal sejak kecil saat aku belum mampu memahaminya, hingga aku mulai bisa mengertinya suatu ketika. “Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu”. Bagaimana rasanya seorang nenek menerimamu apa adanya, walau kau tak pandai dalam ujian atau pelajaran yang lain, namun unggul ‘hanya’ dalam olahraga ? Tak ada yang memarahimu atau menuntutmu untuk mencapai ranking tertentu setiap penerimaan rapor, alih-alih ia berkata dengan bijak, “Hidup itu gabungan berbagai kekuatan.” Aku tak bisa melupakan bagian ini, bagian yang membuatku geli sekaligus terketuk: “Nenek, aku sama sekali tidak bisa bahasa inggris.” “Kalau begitu, kautulis saja ‘Saya orang Jepang’” “Aku juga tidak suka huruf Kanji …” “Tulis saja, ‘Aku hidup dengan Hiragana dan Katagana.” “Aku juga benci sejarah …” “Sejarah juga ? Tulis ‘Saya tidak menyukai masa lalu’!” Benar apa yang diungkapkan oleh Akihiro kemudian. Kebahagiaan itu bukanlah sesuatu yang ditentukan oleh uang. Kebahagiaan itu adalah sesuatu yang ditentukan oleh diri kita sendiri, oleh hati kita. Aku jadi teringat dengan obrolan bersama seseorang, ketika kutanya apa yang dia cari atau yang ingin dia capai dalam hidupnya. Dia bertanya retoris, “Bukankah semua orang ingin hidup bahagia ?” Kembali ku bertanya, “Kebahagiaan seperti apa yang kaucari ?” Dia menjawab dengan tersenyum. “Seperti sekarang ini juga bahagia, kan ?” Aku tersenyum pula, dan hatiku pun berkata, aku juga bahagia.. Lima bintang untuk memoar hidup yang diceritakan dengan kata-kata yang sederhana, namun mewakili kekayaan makna di baliknya. Lebih banyak bintang lagi untuk Nenek Osano.. Buku ini tipis, bahkan mampu dibaca hanya dengan 3 atau 4 jam, namun takarannya pas. Rasanya seperti minum secangkir kopi dengan krimmer yang pas, tak terlalu manis, tak terlalu pahit, tak terlalu eneg pula. Nikmat, dan membangkitkanmu lewat syaraf-syaraf dan detak jantung yang merasai efek kafeinnya. Atau, kalau kau tak suka kopi, bayangkan meminum secangkir teh hangat favoritmu dengan aroma yang menenangkan dan rasa yang membekas di lidahmu tiap kau mencecapnya, dan merasakan aliran teh yang kau kulum itu melewati kerongkonganmu, lalu menghangatkan lambungmu. Bukan hanya Akihiro yang beruntung memiliki seorang nenek yang begitu kaya hatinya, beruntung pula diriku yang membaca bagian dari kisah hidupnya. Aku tak menyesal membelinya, dan secara sukarela tanpa himbauan, aku pun merekomendasikannya pada teman-teman. -nat- 31082011
Sách được viết bởi Bởi: Nguyễn Kim Hải
** spoiler alert ** Bastard Out of Carolina is not something I would usually read which is why it took me so long to read it. I didn't not like it, but I couldn't take it in large doses, because it was somewhat disturbing. The book was slow, but not in a way that takes from the story. The last quarter really picked up, so I was able to finally finish. I liked Bone's family despite their dysfunction. I think that is what made them so interesting. Her mom on the other hand, was unacceptable. I can't believe her mother kept going back to Glen (he was the real bastard in this story). Especially when she caught him raping Bone. I think idiot sums her up quite nicely. Bone's uncles were great, despite their drinking, womanizing & tendency for ending up in jail. I loved it when they beat the shit out of Glen because he so deserved it. I hope Nevil finds him & kills him good.
Sách được viết bởi Bởi: Nhiều Tác Giả
Not being an Anne Rice fan, didn't know what to expect when I found this book at a book sale. However, the ancient Babylon setting and Judaism mythology behind the story line really drew me in. Very compelling storyline and one could develop a real connection with the 'bones' by the end of the story.
Sách được viết bởi Bởi: Nguyễn Ngọc Thạch
I gave this book 4 stars not because it is near flawless in any way, but man, it was entertaining. Catherine Jinks is quickly rising to the top of my favorites list.
Sách được viết bởi Bởi: John C. Maxwell
For anyone that likes a suspense/thriller/mystery page turner, this is a pretty good book. I read it very quickly just to see how everything turns out in the end. A quick easy read that kept my attention. I only wish the characters had been better defined and there were fewer of them.
Spicy! Makes you hungry for more than just food. :-) With all the references to the main character's Rubenesque figure, I don't understand why the publisher featured a slim woman on the cover. A quick, fun read.
Sách được viết bởi Bởi: SUZEE VLK
I came into this book with the idea that it was going to be a Red Riding Hood thing, but it really wasn't. I enjoyed the plot that was original, and the fight scenes that were amazing and just left you like, 'Amazing....amazing....' The writing was rushed I believed at some places though, but writing a book isn't the easiest thing ever. So I stilled like it :)
Người dùng coi những cuốn sách này là thú vị nhất trong năm 2017-2018, ban biên tập của cổng thông tin "Thư viện Sách hướng dẫn" khuyến cáo rằng tất cả các độc giả sẽ làm quen với văn học này.